Kejang Tonik-Klonik – Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Kejang tonik-klonik, juga dikenal sebagai kejang grand mal, adalah salah satu jenis kejang epilepsi yang paling umum dan seringkali disebabkan oleh gangguan listrik di otak. Kejang tonik-klonik ditandai dengan dua tahap utama, yaitu tahap tonik dan tahap klonik.

Tahap tonik adalah tahap pertama, di mana penderita kehilangan kesadaran dan tubuh mereka menjadi kaku secara tiba-tiba. Penderita biasanya jatuh dan tubuhnya menjadi kaku seperti batang kayu. Pernapasan dapat menjadi terengah-engah atau terhenti sementara, dan kulit mereka bisa berubah warna menjadi biru karena kurangnya oksigen. Tahap tonik berlangsung selama beberapa detik.

Tahap klonik adalah tahap kedua, di mana penderita mengalami gerakan berulang-ulang dan tidak terkontrol yang disebut klonus. Gerakan ini bisa berupa guncangan atau gemetar pada seluruh tubuh atau sebagian tubuh. Tahap klonik berlangsung selama beberapa menit, dan setelah itu, penderita biasanya akan mengalami kebingungan, kelelahan, dan mungkin tidur dalam jangka waktu tertentu.

Penyebab kejang tonik-klonik dapat bervariasi dan mungkin tidak selalu jelas. Beberapa penyebab umum termasuk epilepsi idiopatik (penyebab tidak diketahui), cedera otak, riwayat keluarga dengan epilepsi, stroke, tumor otak, kelainan perkembangan otak, atau masalah metabolik.

Cara mengatasi kejang tonik-klonik melibatkan beberapa langkah penting:

1. Keselamatan Utama: Pastikan area di sekitar penderita aman dari benda-benda tajam atau berbahaya selama kejang. Jangan mencoba menahan atau menahan gerakan penderita, tetapi bantu penderita agar tidak terluka selama kejang dengan melindungi kepala dan tubuh mereka.

2. Berikan Ruang: Biarkan penderita kejang dengan nyaman dan berikan ruang yang cukup untuk gerakan mereka. Jangan mencoba memasukkan apa pun ke dalam mulut penderita, karena hal itu dapat menyebabkan cedera.

3. Jaga Catatan: Jika memungkinkan, catat durasi dan karakteristik kejang tonik-klonik untuk membantu dokter dalam proses diagnosis dan penanganan lebih lanjut.

4. Cari Bantuan Medis: Jika kejang tonik-klonik berlangsung lebih dari beberapa menit atau terjadi secara berulang-ulang tanpa pemulihan kesadaran yang penuh di antara serangan, segera hubungi layanan medis darurat untuk mendapatkan bantuan.

5. Pengobatan: Pengobatan epilepsi dengan obat antikonvulsan biasanya digunakan untuk mencegah kejang tonik-klonik dan mengontrol gejalanya. Pengobatan ini harus diresepkan dan diawasi oleh dokter yang berkompeten.

Penting untuk diketahui bahwa kejang tonik-klonik yang terjadi hanya sekali atau dua kali belum tentu menandakan epilepsi. Namun, jika seseorang mengalami kejang berulang atau mengalami gejala epilepsi lainnya, segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan diagnosis yang tepat.