Pusaran Air Sangat Detas Memakan 11 Korban

Pusaran Air Sangat Detas Memakan 11 Korban

Masyarakat Kampung Leuwi Ili, Desa Utama, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat tidak sempat menyangka sungai di kampungnya memakan korban jiwa 11 pelajar MTs. Sebelas siswa SMP itu tewas dikala aktivitas susur sungai pada bertepatan pada 15 jumat kemaren sore. Permukaaan sungai tersebut nampak tenang serta tidak beriak. Tetapi tidak banyak yang menyadari bila sungai tersebut mempunyai muara yang dalam dekat 4 m. Tidak cuma itu. Di dasar sungai pula ada pusaran air yang diakibatkan terdapatnya belokan air sungai.

Masyarakat Memandang Korban Berputar- Putar Di Pusaran Air

Muslim merupakan salah satu masyarakat yang turut menyelam buat mencari para korban yang tenggelam. Dia dipanggil oleh masyarakat buat menolong sebab Muslim kerap menyelam manual buat mencari ikan di dekat sungai tersebut.

Nyatanya perihal tersebut tidak gampang dicoba oleh Muslim. Dia pernah terseret pusaran air di dasar muara suangi yang mempunyai kedalaman dekat 4 m.

Perihal tersebut buatnya tidak mampu lagi menyelam ke pusatan air. Apalagi dia mengaku susah buat menggapai permukaan. Di dalam sungai, Muslim pernah memandang para korban semacam berputar- putar di pusaran air dasar muara sungai. Dia juga memilah buat menyelamatkan diri.

Dia pula berkata kalau tidak terdapat bebatuan sama sekali di dasar muara. Cuma ada tanah keras yang tercipta oleh tekanan pusaran air. Menurutny korban lama tidak timbul di permukaan sebab terbawa putaran pusaran air serta bukan sebab menyelip di bebatuan.

Muslim serta masyarakat dekat pernah kebimbangan buat mengangkut para korban dari pusaran air muara tersebut. Sampai kesimpulannya tiba Regu SAR Gabungan buat mengevakuasi jenazah sampai Jumat malam dekat jam 21. 00 Wib. Para korban ialah siswa MTs setingkat SMP yang baru masuk dengan kisaran umur 12 hingga 13 tahun.

Bagi Muslim, di dasar muara itu tidak terdapat bebatuan sama sekali serta cuma tanah keras yang tercipta oleh tekanan pusaran air. Baginya para korban lama timbul ke permukaan sebab terbawa memutar pusaran air serta bukan menyelip di bebatuan.